
Membangun Ekosistem Digital Pendidikan Non Formal – Sinergi antara Kebijakan, Infrastruktur, dan SDM
Salam sejahtera dan salam bahagia Sobat Mina
Tabik Pun!
Pengembangan Konten Digitalisasi Pendidikan Non-Formal: Langkah Awal Menjawab Tantangan Era Digital
Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informal (PeNFI) menyelenggarakan kegiatan strategis bertajuk “PENGEMBANGAN KONTEN DIGITALISASI PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL TAHAP 1” pada 12 – 15 Oktober 2025 di Atria Hotel Gading Serpong. Agenda pelatihan ini dirancang untuk membekali para pengelola Pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan dengan keterampilan mengembangkan materi pembelajaran digital. Inisiatif ini merupakan respons terhadap percepatan transformasi digital di sektor pendidikan pasca pandemi, yang menuntut adaptasi cepat. Tujuannya adalah menciptakan konten pembelajaran inovatif yang interaktif dan mudah diakses oleh warga belajar di seluruh Indonesia. Fokusnya pada peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Pelatihan ini diharapkan dapat mencetak kader-kader developer konten edukatif yang kompeten di tingkat akar rumput. Dengan demikian, satuan pendidikan non formal seperti SKB/PKBM tidak lagi hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen konten digital pembelajaran. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar yang mendorong kemandirian satuan pendidikan. Implementasi digitalisasi diharapkan dapat memangkas kendala geografis dan finansial dalam penyelenggaraan pendidikan. Acara ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam memperkuat fondasi pendidikan sepanjang hayat.
Pengembangan Konten Digitalisasi Pembelajaran 2025 oleh Pustekom RLCSKeberhasilan program ini ditopang oleh partisipasi aktif perwakilan dari berbagai asosiasi dan satuan pendidikan, salah satunya adalah Selvi Saharani, seorang guru dari PKBM Ronaa di Kota Metro. Kehadirannya mewakili Asosiasi Pengelola Data Induk Kependidikan (APIK) Provinsi Lampung menyiratkan pendekatan yang kolaboratif dan inklusif. Figur seperti Selvi memegang peran krusial sebagai agent of change yang akan mendiseminasikan ilmu yang diperoleh kepada rekan sejawat di daerahnya. Pelatihan ini tidak hanya berisi teori, tetapi juga praktik langsung merancang storyboard, produksi video pembelajaran, hingga editing konten.
Pendekatan hands-on ini memastikan peserta mampu mengaplikasikan ilmu secara langsung di unit kerjanya masing-masing. Materi yang dikembangkan diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan belajar warga yang beragam, mulai dari pendidikan kesetaraan, life skill, hingga kewirausahaan. Integrasi konten lokal dan kearifan daerah juga menjadi perhatian untuk menjaga relevansi materi dengan konteks sosial peserta didik. Dengan adanya perwakilan dari APIK, aspek validitas data dan pelacakan dampak program menjadi lebih terukur. Sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan praktisi lapangan ini menjadi kunci keberlanjutan program digitalisasi.
Dampak jangka panjang dari pelatihan tahap pertama ini diharapkan dapat merevolusi ekosistem pembelajaran di pendidikan non formal. Transformasi digital berpotensi meningkatkan angka partisipasi murni dengan menghadirkan materi belajar yang fleksibel dan menarik. Bagi tenaga pendidik, kapasitas dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan meningkat, yang pada gilirannya memperbaiki mutu proses belajar-mengajar. Konten digitalisasi pembelajaran yang dihasilkan dapat diintegrasikan ke dalam platform nasional seperti Rumah Belajar, sehingga jangkauannya menjadi lebih luas. Evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan konten yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan pengembangan diri warga belajar. Tahap selanjutnya dari program ini perlu menyentuh aspek infrastruktur dan akses internet agar digitalisasi benar-benar merata. Melalui langkah sistematis ini, pendidikan non formal tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga memposisikan diri sebagai mitra strategis dalam membangun SDM unggul Indonesia. Inisiatif Dit PeNFI ini merupakan investasi vital untuk mewujudkan pendidikan yang adaptif dan berkelanjutan bagi semua kalangan.
Artikel lainnya :
- Membangun Ekosistem Digital Pendidikan Non Formal – Sinergi antara Kebijakan, Infrastruktur, dan SDM Optimalisasi Platform Digital untuk Meningkatkan Kualitas Layanan PNF
- Peningkatan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) 2025Hasil dan Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi TAS di BGTK Provinsi Lampung Tahun 2025
- Dari Daring ke Deep Learning – Pendampingan Kejar Paket A SD untuk Pendidikan yang Lebih Merata“Pendampingan Pendidikan Kesetaraan Paket A SD: Wujudkan Deep Learning dan Inklusivitas Bersama Dirjen Paud, dikdasmen”
- Upgrade Pendidikan Literasi! Pelatihan Tutor Kesetaraan PKBM Ronaa untuk Perkuat Proses Pembelajaran kepada Warga Belajar**”Kalau literasi warga belajar kuat, mereka bisa lebih mandiri dalam belajar dan makin pede beradaptasi di dunia kerja atau kehidupan sehari-hari.”** – Dr. Satria Wijaya, Pakar Pendidikan Nonformal.
- Zero Tolerance! PKBM Ronaa Gercep Bentuk Program Anti-Kekerasan di Lingkungan Belajar“Setiap warga belajar berhak mendapatkan lingkungan pendidikan yang aman dan suportif. Nggak ada tempat untuk kekerasan di dunia belajar!” – Dr. Indra Prasetyo, Pakar Pendidikan Nonformal.













