
Belajar di Luar Kelas: Warga Belajar PKBM Ronaa Metro Hadiri Bedah Buku Antologi Jalan Setapak di Lorong Oktober
Salam sejahtera dan salam bahagia Sobat Mina
Tabik pun!
Sabtu, 22 Februari 2025, warga belajar pendidikan kesetaraan yang tergabung dalam Kelompok Studi Seni (Sanggar Kakasi) PKBM Ronaa Metro dapet kesempatan keren banget buat belajar langsung di luar kelas! Kali ini, mereka menghadiri acara bedah buku antologi puisi Jalan Setapak di Lorong Oktober yang diadakan oleh UKM Ikatan Mahasiswa Pecinta Seni (IMPAS) di Gedung Serba Guna IAIN Metro. Acara ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor (Warek) III, Mahrus As’ad, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesenian merupakan bagian dari diri manusia, tanpa seni manusia akan kehilangan jati dirinya. Kata-kata ini seakan mengingatkan bahwa seni bukan sekadar hiburan, tapi juga identitas yang membentuk manusia dalam memahami kehidupan.
Outing Class Literasi oleh Sanggar KakasiDalam sesi bedah buku ini, para narasumber ngajak peserta buat menyelami makna tiap puisi yang ada di antologi tersebut. Salah satu pengantar ulasan yang menarik disampaikan oleh Solihin Utjok dengan judul MERAWAT KOTA DENGAN PUISI. Menurutnya, puisi bukan sekadar soal mengungkap sebuah momen atau menuangkan kegelisahan dalam larik-larik kata. Bukan pula hanya sekadar kredo yang gagal membangun kedekatan dengan pembaca. Tetapi lebih dari itu, puisi adalah cara penyair melontarkan kata-kata melalui semesta imaji dan bahasa figuratif yang bisa melekat di hati, mengguncang pikiran, dan mengobrak-abrik kegelisahan pembaca. “Membaca puisi seperti memasuki lorong-lorong gelap kecemasan, menapak jalan-jalan sempit, merangkak tebing-tebing curam untuk meraih gemerlap kebahagiaan,” ucapnya penuh makna.
Buku Jalan Setapak di Lorong Oktober sendiri dianggap sebagai karya yang merekam perjalanan emosi, refleksi kehidupan, dan perenungan penulisnya dalam balutan diksi yang tajam dan penuh rasa. Pakar sastra, Dr. Edi Siswanto, M.Pd., menyebutkan bahwa antologi ini adalah contoh bagaimana puisi bisa menjadi media ekspresi yang kuat, menyentuh sisi terdalam pembacanya, dan tetap relevan dengan kondisi sosial saat ini. “Puisi itu bukan sekadar rangkaian kata yang indah, tapi juga medium kritik sosial dan cerminan batin penulisnya,”.
Bagi warga belajar Sanggar Kakasi, acara ini jadi pengalaman baru yang nggak bakal terlupakan. Mereka bisa langsung belajar dari para penyair, sastrawan dan akademisi, memahami teknik menulis puisi yang lebih dalam, sekaligus dapet motivasi buat terus berkarya. Selain itu, mereka juga dapet insight tentang bagaimana proses kreatif dalam menulis puisi dan tantangan yang dihadapi para penyair dalam menyusun antologi.
Sebagai bentuk apresiasi, Amin Budi Utomo selaku Koordinator Sanggar Kakasi turut menyampaikan kesan dan pesannya terhadap acara ini. Menurutnya, acara bedah buku seperti ini adalah momen langka yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Belajar sastra itu bukan sekadar memahami kata-kata indah, tapi juga memahami makna di baliknya. Puisi mengajarkan kita cara berpikir kritis, memahami perasaan, dan bahkan melihat kehidupan dari sudut yang lebih dalam. Saya harap warga belajar Sanggar Kakasi semakin semangat untuk berkarya dan nggak takut buat menulis. Setiap orang punya cerita, dan puisi bisa jadi cara kita untuk menceritakan dunia dari perspektif kita sendiri,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sebagai komunitas yang mendukung literasi dan seni, PKBM Ronaa Metro terus berupaya ngasih ruang buat warga belajarnya buat eksplorasi dunia sastra lebih luas. Kegiatan kayak gini bukan cuma sekadar belajar di luar kelas, tapi juga bentuk nyata dari pembelajaran berbasis pengalaman. Harapannya, makin banyak warga belajar yang terinspirasi buat menulis dan mengapresiasi karya sastra, karena siapa tahu, di antara mereka ada penyair besar masa depan!
Jadi, siapa nih yang makin kepo sama antologi Jalan Setapak di Lorong Oktober? Buat yang suka puisi atau pengen mulai nulis, yuk terus eksplor dunia literasi! [Mina]
Artikel lainnya :
- Upgrade Pendidikan Literasi! Pelatihan Tutor Kesetaraan PKBM Ronaa untuk Perkuat Proses Pembelajaran kepada Warga Belajar**”Kalau literasi warga belajar kuat, mereka bisa lebih mandiri dalam belajar dan makin pede beradaptasi di dunia kerja atau kehidupan sehari-hari.”** – Dr. Satria Wijaya, Pakar Pendidikan Nonformal.
- TBM Ronaa Dorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Kota MetroTBM Ronaa berharap dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan bagi masyarakat Kota Metro
- TBM Ronaa Ikuti Festival Literasi NasionalGelar Wicara praktik baik program literasi, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Bantuan Pemerintah Komunitas Literasi tahun 2024
- Penutupan Program Festival Kampung Literasi Metro 2024Festival ini sekaligus menandai pencapaian TBM Ronaa dan seluruh komunitas literasi di Metro dalam memperkuat jaringan literasi
- TBM Ronaa Gelar Bincang Buku dan Temu Penulis : Festival Kampung Literasi Metro 2024Peluncuran dan diskusi buku terbaru berjudul “Merawat Literasi di Kota Pendidikan―10 Kisah Gerakan TBM di Kota Metro,”