Pendidikan Kesetaraan
Peningkatan Kompetensi Tutor PKBM Ronaa Melalui Studi Tiru di PKBM Fanana Insan Baksya Kota Malang

Peningkatan Kompetensi Tutor PKBM Ronaa Melalui Studi Tiru di PKBM Fanana Insan Baksya Kota Malang

Salam sejahtera dan salam bahagia Sobat Mina

Tabik Pun!

Pada tanggal 6 – 9 November 2024, PKBM Ronaa Metro bersama Dinas Pendidikan Kota Metro melaksanakan kegiatan studi tiru di PKBM Fanana Insan Baksya (FIB) Kota Malang. Acara ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB tepat pada tanggal 7 November 2024, diawali dengan pengenalan lingkungan belajar oleh Pak Dayat, tutor di PKBM FIB.

Dari Kiri (Pak Lukman, 2 tutor PKBM FIB, Sek. Disdik Kota Metro, Kabid. Paud PNF Kota Metro)

Lingkungan belajar di PKBM FIB sangat unik karena mencakup 14 ruangan, termasuk studio musik, perpustakaan, dan laboratorium komputer. Fasilitas belajar terdiri dari kelas tertutup di dalam ruangan dan kelas terbuka berbentuk saung sederhana di luar ruangan. Untuk mendukung kegiatan belajar di kelas terbuka, sekolah bahkan menyewa lahan kosong di sekitar lokasi sekolah untuk taman dan playground yang ramah anak. Inovasi ini mencerminkan bagaimana keterbatasan lahan tidak menjadi penghalang dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif.

PKBM FIB yang memiliki 181 warga belajar, termasuk 25% Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), menyediakan pendekatan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan individu siswa. Dengan 25 tutor yang melibatkan berbagai bidang keahlian, sekolah ini menempatkan fokus tidak hanya pada pembelajaran berbasis teori tetapi juga pengembangan minat dan bakat. Pak Lukman, pemilik yayasan FIB School of Talent, menekankan pentingnya branding dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan non-formal. Menurutnya, branding yang kuat dapat memperkuat citra sekolah sehingga mampu bersaing dengan sekolah formal. Pendekatan ini memberi inspirasi kepada peserta studi tiru untuk mengembangkan strategi serupa di institusi masing-masing.

Salah satu keunggulan PKBM FIB adalah kesediaannya memfasilitasi warga belajar dengan berbagai kegiatan berbasis bakat. Warga belajar diberi kesempatan mengeksplorasi bidang seperti memasak, melukis, membuat komik, desain, hingga animasi. Filosofi “School of Talent” yang diusung PKBM FIB menjadi dasar dalam mengembangkan potensi setiap warga belajar secara optimal. Pak Lukman juga menyarankan agar sekolah-sekolah nonformal berani menarik investor dan mengelola usaha mikro sebagai alternatif pendanaan operasional. Langkah ini menjadi solusi bagi institusi pendidikan non-formal agar tidak bergantung sepenuhnya pada bantuan dari pemerintah.

Melalui kegiatan studi tiru ini, tutor PKBM Ronaa mendapat banyak pembelajaran berharga. Pengelolaan kelas terbuka yang kreatif, pemanfaatan fasilitas yang maksimal, serta inovasi dalam pengembangan minat warga belajar menjadi poin utama yang dapat diadaptasi. Selain itu, konsep branding sebagai strategi komunikasi dengan masyarakat dan pihak luar memberikan wawasan baru untuk meningkatkan daya saing sekolah non-formal. Para tutor juga terinspirasi untuk memberikan pendekatan yang lebih personal kepada warga belajar, terutama yang memiliki kebutuhan khusus, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan inklusif.

Harapan besar muncul dari kegiatan ini agar PKBM Ronaa khususnya, secara umum bagi kepala sekolah non formal yang ada di Kota Metro dapat menerapkan hasil pembelajaran dari PKBM FIB. Dengan menjadikan PKBM FIB sebagai referensi, PKBM Ronaa dapat lebih maju dalam menyediakan pendidikan yang relevan, inovatif, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Semangat kolaborasi dan berbagi praktik baik antara lembaga non-formal ini menjadi tonggak penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan di Indonesia. [Rika]

Artikel lainnya :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *