Kurikulum Merdeka : Transformasi Pendidikan yang Berkelanjutan
Salam bahagia dan salam sejahtera sahabat Mina
Tabik Pun
Kurikulum Merdeka secara resmi diumumkan menjadi kurikulum nasional mulai 26 Maret 2024. Sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka dapat mendaftar mulai 27 Maret hingga 28 April 2024 di platform Merdeka Mengajar, sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Ristek Anindito Aditomo, menegaskan bahwa informasi tentang penggantian Kurikulum Merdeka oleh Kurikulum Nasional adalah tidak benar. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka telah disahkan sebagai kurikulum nasional yang baru.
Kesiapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional menguat dengan diadakannya uji publik terhadap Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) tentang Kurikulum Merdeka oleh BSKAP Kemendikbudristek. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah konkrit telah diambil untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut secara nasional.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menyatakan keyakinannya bahwa transformasi pendidikan Merdeka Belajar, yang salah satunya diwujudkan melalui Kurikulum Merdeka, akan berkelanjutan. Pendekatan ini bukanlah top-down, melainkan berasal dari gerakan akar rumput, menunjukkan komitmen untuk melibatkan berbagai pihak dalam proses pembaharuan pendidikan.
Nadiem juga menekankan bahwa jika Kurikulum Merdeka telah diterima dan diimplementasikan di lebih dari 80 persen sekolah, serta membawa dampak pembelajaran yang fleksibel dan menyenangkan bagi siswa, guru, sekolah, dan masyarakat, akan sulit untuk mengubah arah. Ini menandakan bahwa Kurikulum Merdeka telah siap untuk menjadi kurikulum nasional yang efektif dan berkelanjutan.
Kurikulum Merdeka telah menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan, namun kebenaran di balik pemberitaan yang salah seringkali terabaikan. Dengan pemahaman yang lebih jelas mengenai proses, kesiapan, dan dampaknya, kita dapat melihat dengan lebih jelas bagaimana Kurikulum Merdeka berpotensi menjadi fondasi pendidikan nasional yang kuat dan berkelanjutan. [Mina]
Artikel lainnya :
- FKPKBM Metro Turut Hadir dalam Rapat Pembahasan SIGER FEST Bersama Disdik Kota Metro dan Satuan Pendidikan lainnyaFestival Semarak Inspirasi dan Gebyar Edukasi Rupiah (SIGER FEST) yang akan diadakan pada 10-13 Oktober 2024
- Membangun Masa Depan Digital Melalui Praktek Kerja Lapangan di DUDI Avatar InovatifPartisipasi dalam PKL di PKBM Ronaa Kota Metro juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi potensi diri mereka secara lebih dalam
- Mengoptimalkan Pembelajaran Berbasis Genetik dengan Teknologi STIFInSTIFIn merupakan singkatan dari Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting, yang mencerminkan konsep tentang mesin kecerdasan dan karakter manusia
- Menghadapi Tantangan Belajar: Tips bagi Mereka yang Ingin Lulus di Program Pendidikan Kesetaraan Meskipun Malas Melaksanakan Kegiatan PembelajaranLulus dari program pendidikan kesetaraan memerlukan dedikasi dan usaha, bahkan jika awalnya Anda merasa malas. Temukan motivasi, tetapkan tujuan yang realistis, dan manfaatkan sumber daya yang tersedia
- Antara Komitmen dan Konsisten di Pendidikan Non FormalKomitmen merupakan pondasi utama dalam pendidikan non formal. Bagi mereka yang berkomitmen, pendidikan bukanlah sekadar kewajiban, tetapi sebuah perjalanan panjang menuju pengetahuan dan pemberdayaan diri