Diskusi literasi santuy bersama Camat Metro Barat
Salam sejahtera..
Salam Bahagia….
Salam Literasi sahabat diktara. Semoga kita selalu diberikan kesehatan sehingga dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa ada kendala. Aamiin
Kemarin, tepatnya tanggal 31 Desember 2021 disela-sela kesibukan (rutinitas) SPNF. PKBM Ronaa, kami di tengok oleh Bapak Abdul Kadir selaku Kepala Kecamatan (Pak Camat) Metro Barat Kota Metro Propinsi Lampung.
Ngobrol santai, karena beliau sedang tidak ingin minum kopi atau minum teh, yasudah minum air kemasan yang tersedia di tempat kami Way Nu (minuman kemasan yang diproduksi oleh Jamiyah Nahtlatul Ulama segar dan higienis. nah ini tidak mengurangi isi serta substansi ngobrol santai pada saat itu.
Kami sempat menjelaskan kepada beliau bahwa setiap Direktorat memiliki program masing-masing terkait Literasi. Karena memang Pemerintah sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan kepada masyarakat tentang budaya literasi. termasuk di Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) juga memiliki program khusus untuk Literasi melalu Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Dan untuk Bidang keaksaraan dinamakan Kampung Literasi.
Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa serta usaha melestarikan program Pendidikan Non Formal melalui salah satu program membangun kesadaran literasi pada masyarakat akan peningkatan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan berarah pada progres atas kehidupan serta berkepribadian baik pribadi, kelompok maupun dalam bermasyarakat. Hal ini merupakan tanggung jawab Negara baik itu dari pusat maupun pada tingkatan daerah dan semua komponen bangsa untuk memenuhinya, apalagi dikaitkan dengan amanat konstitusi kita yang menyatakan bahwa negara berkewajiban “mencerdaskan kehidupan bangsa” (Alenia keempat Pembukaan UUD 1945)
Hubungan antara masyarakat maju dengan literasi sangatlah kuat. Dimana masyarakat yang dikatakan telah maju adalah masyarakat yang memiliki pengetahuan yang luas. Akan tetapi sekarang masyarakat semakin maju tetapi tidak diikuti dengan literasinya. Banyak orang yang mulai meninggalkan membaca buku dan lebih memilih untuk bermain dan sibuk dengan gadget mereka.
Padahal sebuah masyarakat dikatakan maju jika mereka mendapat banyak pengetahuan dengan cara membaca buku. Sehingga korelasi antara masyarakat maju dan literasi sebenarnya sangat kuat. Tanpa sebuah buku memang masyarakat masih bisa tetap mendapatkan pengetahuan atau informasi. Tapi kesadaran untuk literasi amatlah sangat kurang. Terutama kalangan orang tua notabene mereka lebih sibuk bekerja dan waktu untuk membaca sangat kurang. Mereka hanya meminta anak-anak mereka untuk membaca tanpa ada pemikiran bahwa perilaku anak meniru orang tua mereka. jika orang tua mereka berliterasi maka anak-anak mereka secara tidak langsung pasti juga terpengaruh.
Sikap masyarakat terhadap literasi
Padahal literasi sangatlah penting bagi semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada kalangan anak-anak ataupun remaja yang masih menempuh pendidikan formal saja. Tetapi sangatlah perlu pada kalangan orang tua dan lansia juga. Sebab orang tua dan lansia menjadi sumber ilmu dan motivasi di lingkungan paling kecil yaitu keluarga.Adapun sikap masyarakat terhadap literasi di kampung jambu sehingga menunjang di kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
Sikap analis Artinya : setiap masyarakat mempunyai pemikiran untuk menganalisis anggaap saja tentang literasi di masyarakat sehingga dapat menilai suatu perkembangan tamanan yang ditanami, yang dapat memberikan kritikan, disamping itu masyarakat juga dapat mengembangkan suatu yang dapat bermanfaat.
Kreatifitas Artinya : Setiap masyarakat yang ingin mewujudkan sikap literasi di masyarakat di tuntut untuk memiliki kemampuan kreatifitas yang kuat sehingga nantinya dapat mengembangkan suatu produk yang dihasilkan oleh orang lain dan akhirnya kita dapat memproduksi sendiri.
Organisatoris Artinya : orang yang hebat tidak lahir sebagai orang hebat di dalamnya pasti ada seseorang yang mendukung, jadi kita sebagai seorang remaja, orang tua haruslah memiliki sikap organisatoris dapat memimpin suatu organisasi dan kita haruslah mencari informasi dari orang lain sehingga kita memiliki refrensi yang banyak yang nantinya dapat kita kembangkan untuk mewujudkan sikap literasi dimasyarakat.
Jujur dan memiliki semangat Artinya : setiap remaja, orang tua yang ingin mewujudkan sikap literasi dimasyarakat harus memiliki sikap dan sifat jujur, hal ini sangatlah penting karena suatu informasi yang didapat ketika orang tersebut tidak jujur maka data yang diperoleh maka akan di manipulasi, kemudian biasanya jika sudah lama ingin mewujudkan literasi dimasyarakat maka semangat yang ada semakin lama semakin luntur, sehingga perlu namanya semangat juang untuk meraih apa yang kita inginkan dan dapat mewujudkan sikap literasi dimasyarakat.
Peran Masyarakat untuk menumbuhkan literasi sebagai menunjang Pendidikan yang Berkarakter
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna atau saling digunakan secara bergantian contohnya adalah kata akhlak, etika moral dan karakter. Kata akhlak dikonotasikan sebagai kata yang memiliki nuasa religius, kata kepribadian masuk dalam ranah ruang psikologi, sedangkan kata karakter sering diletakkan pada sosok individu sehingga sering ada sebutan seseorang berkarakter kuat atau berkarakter lemah.
Akhlak adalah kemampuan jiwa untuk melahirkan tindakan secara spontan, tanpa pemikiran dan pemaksaan (suwito, 2003), sedangkan etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan asas yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai benar/salah yang dianut golongan masyarakat.
Nilai, moral dan etika merupakan fondasi, berada dalam wilayah kualitas baik/buruk, etis/tidak etis, dan moral/amoral. Sedangkan, karakter telah masuk pada wilayah tindakan. Baik dan buruk karakter bergantungan pada pilihan dan kebiasaan nilai yang dipilih.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik tehadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsan sehingga menjadi masnusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter dalam keluarga adalah proses pembentukan mental dan tingkah laku seorang anak manusia secara berkesinambungan dalam unit terkecil di dalam masyarakat.
Sejatinya, pendidikan dimulai dari dalam keluarga karena tidak ada yang tidak dilahirkan dalam keluarga. Jauh sebelum ada lembaga pendidikan yang disebut sekolah, keluarga telah ada sebagi lembaga yang memainkan peran penting dalam pendidikan yakni sebagai peletak dasar. Dalam dan diri keluarga orang mempelajari banyak hal, dimulai dari bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyampaikan pendapat, bertutur kata, bersikap, berperilaku, hingga bagaimana menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip dalam hidup. Intinya, keluarga merupakan basis pendidikan bagi setiap orang.
Karakter merupakan representasi identitas seseorang yang menunjukkan ketundukannya pada aturan atau standar moral yang berlaku dan merefleksikan pikiran, perasaan dan sikap batinnya yang termanifestasi dalam kebiasaan berbicara, bersikap dan bertindak.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya mendorong para pelajar tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian melakukan yang benar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan mengenai nilai-nilai yang baik, tetapi menjakau bagaimana memastikan nilai-nilai tersebut tetap tertanam dan menyatu dalam pikiran serta tindakan
Peran pemerintah dalam mendukung literasi dan perpusatakaan daerah untuk mewujudkan literasi Indonesia maju bagi masyarakat pembelajar sepanjang hayat
Agar kesadaran literasi tercapai dengan baik, dan masyarakat memiliki kemauan untuk membaca buku. Bukan melalui buku-buku digital atau yang disebut dengan E-book. Tetapi buku yang selalu ditenteng kemana-mana dan terdapat wujud nyatanya. Pemerintah daerah sangat mendukung dengan adanya program yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran literasi.
Pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) beserta stakeholder juga berperan besar dalam membantu kesadaran literasi pada masyarakat dengan program literasi “Kampung Literasi” yang ditunjuk langsung SPNF.PKBM Ronaa untuk sebagai pelaksana program di Kota Metro Lampung ini merupakan tugas dari aparat pemerintah setempat untuk mendukung dan mensupport kegiatan tersebut.
Harapan
Dapat disimpulkan bahwasannya dalam pelaksanaan Kampung Literasi sebagai salah satu program literasi dari Dir. PMPK , Pemerintah Kota Metro beserta jajaran dapat turut mendukung atas program Kampung Literasi. karena bisa menjadi alternatif pilihan dalam pembiasaan membaca dan menulis (literasi) masyarakat yang ada di Kota Metro.